Senin, 02 April 2018

EKSPEDISI GUNUNG PASAMAN (2174 MDPL)


EKSPEDSI GUNUNG PASAMAN (2174 MDPL)

Salam Lestari…!!!
Beberapa kali aku terus melewatinya, dan dia terus melirikku, mengundangku untuk mendekatinya, lebih dekat dan dekat lagi. Dia begitu anggun dan elok dan masih bisa dikatakan perawan, dialah gunung Pasaman 2174 mdpl. Gunung yang masih sangat jarang didaki oleh banyak orang dan masih bersih. Tidak seperti gunung lain yang berserakan dengan tumpukan sampah yang dibawa oleh kalangan kita sendiri yaitu manusia.
            Paitua Mapala Teknik Unand menurut sejarah organisasi, belum pernah melakukan pendakian ke Gunung Pasaman, dan pendakian terakhir pun yang dilakukan juga  telah lama sekali  yaitu pada tahun 2013 oleh Organisasi Mahasiswa Pecinta Alam dan Lingkungan Hidup Universitas Negri Padang (MPALH UNP). Dalam hal ini, salah satu Divisi di paitua Mapala Teknik Unand yaitu Divisi Rimba Gunung bertekad melakukan pendakian Gunung Pasaman.
            Gunung Pasaman terletak di Jorong Girimaju, Nagari Koto Baru, Kelurahan Luhak Nan Duo, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatra Barat. Memiliki ketinggian 2174 mdpl. Persiapan pendakian dilakukan satu bulan sebelum kegiatan, mulai survey lokasi, mencari informasi, persiapan perlengkapan dan logistik. Tepat pada hari Kamis tanggal 3 agustus 2017 pendakian Gunung Pasaman siap dilaksanakan.
            Sebelum keberangkatan kami dilepas oleh ketua paitua Mapala Teknik Unand yaitu Ilham Salim (MP 277 ES) di depan Sekretariat paitua Mapala Teknik Unand pada pukul 08.00. Pagi yang cerah manyambut kami di awal keberangkatan.

Tim Pendakian (Nusyirwan, Fadli Rizki, Restia Kurniawati, Dolina, Rian Fermana, Imamil Qisthi)

            Seteleh Pelepasan, perjalanan dimulai. Tim berangkat menggunakan Mobil Travel. Biaya perjalanan kerumah wali Jorong Girimaju membutuhkan biaya Rp 450.000/tim dan memakan waktu 4,5 jam untuk sampai ke tujuan. Pada pukul 12.00 kami sampai di Simpang Bandarejo, dan sementara waktu mengurus perizinan ke Kapolsek Pasaman. Perjalanan kami lanjutkan menuju Jorong Girimaju. Dan Pada Pukul 12.32 kami sampai dilokasi. Tim melakukan Ishoma di rumah wali Jorong Girimaju. Tak Sungkan, wali Jorong pun Melepas kami dalam pendakian ini.

Pelepasan oleh Wali Jorong Girimaju

            Pukul 14.00 kami melanjutkan perjalanan ke akses terakhir kendaraan dengan berjalan kaki yaitu Mushola kayu yang terletak di kaki gunung yang mempunyai koordinat (015054) dengan ketinggian 469 mdpl. Perjalanan dari Rumah Wali Jorong Girimaju akan menempuh kebun sawit, dan sudah tidak ada lagi perumahan. Perjalanan ini membutuhkan waktu 2 jam, dan pada pukul 16.02 kami sampai di lokasi. Mushola adalah camp 1 yang kami pilih. Sumber air di camp 1 ini cukup dari sumber air di bebatuan di sebelah kanan dekat jembatan kayu dengan jarak ±20 meter jika kondisi tidak hujan. Jika cuaca hujan maka sumber air terdekat sebelah kiri mushala dengan jarak ±3 meter.

Mushola di kaki Gunung Pasaman

            Jumat, 4 Agustus kami melanjutkan perjalanan dengan cuaca yang gelap hujan. Perjalanan. Pukul 09.00 kami berangkat ke shelter 1 yang memiliki koordinat (028057) dengan ketinggian 734 mdpl. Perjalanan menuju shelter 1 memakan waktu ± 2 jam. Sumber air di Shelter 1 terletak di sebelah kanan yang berjarak ± 20 meter, berupa air sungai yang mengalir namun debit airnya kecil.


Shelter 1

            Sabtu,  5 Agustus, kami melanjutkan perjalanan dari shelter 1. Jam 09.00. Dari Shelter 1 kawasan hutan sudah mulai ditemui, dan pepohonan sudah mulai rapat. Waktu yang dibutuhkan untuk menuju shelter 2,  ± 2,5 jam. Koordinat Shelter 2 (043059) dengan ketinggian 1269 mdpl. Sumber air benbentuk aliran sunagi kecil yang terletak di sebelah kiri dengan jarak ± meter menurun. Di shelter 2 sudah mulai ditemukan binatang penghisap darah yaitu pacet.


Shelter 2 dan marker

            Siangnya kami melanjutkan perjalanan menuju shelter 3. Waktu yang dibutuhkan untuk menuju shelter 3,  ± 1 jam. Perjalanan sudah mulai menanjak, dan temperatur sudah terasa dingin. Shelter 3 memiliki koordinat (048058) dengan ketinggian 1454 mdpl. Sumber air berupa air mengalir, terletak di sebelah kiri dengan jarak ± 5 meter.

Sumber air dan Shelter 3

            Minggu, 6 Agustus, perjalanan kami lanjutkan menuju puncak tanap beban, barang-barang seperti tenda kami tinggalkan di shelter 3. Perjalanan menuju puncak memakan waktu ± 4 jam. Dari shelter 3 menuju puncak sangat terjal, perjalanan akan membutuhkan webbing untuk memanjat tebing. Sepanjang perjalanan kami menemukan jejak dan tinja mamalia. Pada jam 13.00 kami sampai di puncak gunung pasaman. Menuju puncak gunung pasaman perjalanan akan melewati tebing sebelah kiri dan perjalan cendrung mengarah kekiri.


Puncak Gunung Pasaman

            Tepat pada pukul 14.00, kami turun dari puncak gunung pasaman dan sampai di camp yaitu shelter 3 jam 16.00. Shelter 3 kami gunakan 2 kali sebagai tempat camp. Malamnya dimulai dengan acara malam keakaraban yang ditemani dengan segelas kopi, api unggun dan bulan purnama. Salam Lestari…!!!



>>TIM EKSPEDISI<<

Kamis, 19 Mei 2016

Cerita Pendek Pendakian Gunung Kerinci


Suatu ketika disaat pikiran merasakan kegelisahan yang tak terbendung, maka alam memulai memanggil untuk memudarkan kegalauan yang tak berujung tersebut. Tertegun sejenak ketika seorang kakak mengajak untuk mendaki ke Roof of Sumatra yaitu Kerinci Mountain. Seketika ajakan itu langsung terpenuhi, segala hal mengenai persiapan pendakian langsung dipersiapakan, mulai dari latihan fisik, pengadaaan perlengkapan, pengadaan logistik, dan Rancangan Operasional Prosedur.

Minggu, 1 Mei 2015 kami memulai perjalanan dari Sekretariat paitua Mapala Teknik Unand* (Padang) pada pukul 20.00 WIB. Perjalan cukup memakan waktu beberapa lama, Senin 2 Mei 2016 pada pukul 05.00 WIB kami sampai di Tugu Macan di kabupaten Kerinci.
*Organisasi Mahasiswa Pecinta Alam di Fakultas Teknik Universitas Andalas




            Setelah istiraht dan Shalat kami langsung bergegas packingdan memulai strechingterlebih dahulu. Terlebih dahulu kami menunggu angkutan yang akan mengantar kami ke pintu rimba gunung kerinci. Pada pukul 07.32 WIB angkutan datang menjemput kami dan pada pukul 07.48 WIB kami sampai di ladang penduduk (akses terakhir mobil). Kami melakukan registrasi ke bapak angkot (bapak Sugino) karena pos R10 masih tutup. Bapak sugino menjelaskan bahwa pendakian gunung kerinci memakan biaya per hari yaitu Rp 7500/1 orang/hari.Dari akses terakhir kendaraan roda empat, kami berjalan 10 menit ke pintu rimba dengan kuntur perjalanan masih landai.




            Ketinggian pintu rimba adalah 1809 mdpl, dan pada ketinggian tersebut kami Memulai masak untuk sarapan pagi. Tiga orang sebelah kiri adalah teman sependakian asal jakarta yang bertemu kami di tugu macan (Ipul, Dani, Ikhlas). Dana Sebelahnya lagi adalah Alfurqan Halim (MP 198 GV) Anggota Luar Biasa* paitua Mapala Teknik unand, sebelahnya lagi Hendri Handayani (alumni Fakultas Teknik Universitas Andalas), dan aku adalah Fadli Rizki (MP 249 Ga) Anggota Biasa** paitua Mapala Teknik Unand .
*anggota luar biasa sama dengan alumni di paitua mapala teknik unand dan fakultas teknik unand.
**anggota biasa paitua mapala teknik unand adalah mahasiswa aktif di paitua MTU dan fakultas teknik unand
            Seusai Sarapan kami memulai perjalanan pada pukul 08.45 WIB. Seiring perjalanan kami mulai memasuki hutan alam gunung kerinci, perjalanan tak begitu terjal, masih landai. Selama 20 menit kami sampai di pos 1 yang bernama Bangku Panjang dengan ketinggian 1890 mdpl. Kondisi pos 1 cukup kecil diperkirakan hanya muat ±15 tenda isi 4, dan sumber air pun tidak ada.




            Sesampai di pos bangku panjang kami istirahat cukup lama dan menikmati kaki gunung kerinci dan melanjutkan perjalanan selama 25 menit menuju pos selanjutnya yaitu Batu Lumut. Kondisi Jalan masih landai dan sepanjang perjalanan terdengar suara air mengalir. Kondisi Sumber air di pos batu lumut pun hampir sama dengan pos sebelumnya. Di sebelah kanan ada alur sungai cukup besar kira kira 3 meter namun air tak mengalir, mungkin sungai ini hanya mengalir ketika hari hujan lebat.

            Luas Lokasi tenda pun hampir sama dengan pos sebelumnya. Pos batu lumut berada pada ketinggian 2010 mdpl. Udara disini mulai terasa dingin dan kawaasan masih dikelilingi oleh hutan lebat namun hampir mendekati kawasan hutan endemik.


            Cukup lama istirahat kami disini dengan minuman ditemani sebatang rokok. Kembali bercerita dan menikmati alam kerinci bersama sama. Kami melanjutkan perjalan menuju pos selanjutnya. Perjalanan tempuh unutk menuju pos selanjutnya cukup lama dari pos sebelumya, karena pos selanjutnya cukup jauh. Selama ± 1 jam kami sampai di pos ketiga yaitu bukit panorama.



            Pos tiga adalah pos terakhir di gunung kerinci, dan kawasan ini memiliki persediaan air cukup banyak. Sumber air berada di sebelah kiri pendakian dengan waktu jalan selama 5 menit. Di pos 3 ini kami cukup lama istirahat. Pada pukul 11.30 WIB kami memulai perjalanan menuju Shelter 1. Perjalanan menuju shelter 1 cukup lama, jalanpun mulai menanjak, sehingga pada pukul 13.30 kami baru sampai di shelter 1.

            Shelter 1 kami istirahat masak, makan, shalat, dan istirahat selagi menikmati kedinginan, dimana ketinggiaan shelter 1 gunung kerinci ini hampir sama dengan ketinggian gunung Talang*. Viewshelter 1 ini kita sudah dapat melihat puncak gunung kerinci. Sumber air terletak di sebelah kiri dengan waktu tempuh ± 4 menit. Lokasi shelter 1 mampu menampung ± 25 tenda isi 4.
*Salah Satu gunung di sumatra barat yang berlokasi di kabupaten Solok

            Setelah itu pada pukul 15.15 WIB kami melanjutkan pendakian menuju shelter 2. Shelter 2 hampir mendekati cadas gunung, dengan waktu tempuh dari shelter 1 selama 3 jam. Shelter 2 memiliki dua titik camp. Titik pertama berada di jalur pendakian yaitu yang mampu menampung 4 tenda, dan titik kedua berada sebelah kiri dari jalur pendakian yang mampu menampung sekitar 10 tenda isi 4.

            Pada pukul 18.20 magrib perjalanan kami lanjutkan menuju shelter 3. Jalur mulai menajak dan pendakian juga mulai dengan bantuan tangan menggunakan akar sebagai pegangan untuk mengangkat badan naik. Pada pukul 20,00 WIB kami sampai di Shelter 3. Sesegera kami mendirikan tenda karena hari hujan. Memasak dan makan yang pedas adalah kegiatan yang bagus dengan kondisi sedingin saat itu di shelter 3. Seusai makan kami langsung tidur dengan aroma alam shelter 3 yang menggoda.

            Selasa, 3 mei 2016 kami telah berada di shelter 3 dan seharian full kami menghabiskan waktu di shelter 3 ini dengan berkenalan dengan shelter ini. Saat itu puncak terus menggoda kami dengan kepulan asap dan debu vulkaniknya. Kabupaten kerinci terlihat bersih dan anggun dari ketinggian ini. Sebelah kiri Danau gunung Tujuh meneriakan kami, agar kami cepat kesana. Dan ini yang dikatakan orang orang samudra di atas awan.

            Rabu, 4 Mei 2016, Pada pukul 04.30 kami memulai perjalanan menuju puncak kerinci. Perlengkapan yang dibawa hanya perlengkapan seperlunya dan logistik, selebihnya kami tinggalkan dalam tenda di shelter 3. Pada pukul 05.30 kawah kerinci menyemburkan asap hitam, semua sumiter tertegun sejenak melihat kejadian itu. Dan setelah setengah jam menunggu, kerinci sepertinya mempersilahkan kami untuk top summit. Pada pukul 06.30 kami sampai di Puncak kerinci 3805 mdpl. Suatu pencapain terindah setiap melakukan pendakian.





It’s me for My paitua

Rabu, 15 April 2015

Di Ketinggian Gunung Talamau (2919 mdpl)


Salam Rimba Salam Lestari,,,

         Bagiku akhir tahun ini adalah hal yang mengesankanku dalam pendakian gunung. Cerita ini berasal dari kegiatan pendakian tujuh gunung sumbar yang diangkat paitua Mapala Teknik Unand untuk memperingati ulang tahun yang ke-25. Ini adalah pendakian pertamaku saat menjadi anggota paitua Mapala Teknik Unand.


           Pagi itu kami dilepas di depan sekretariat paitua Mapala Teknik Unand oleh ketua yaitu Aulia Pratama dan anggota. Tepat pada pukul 08.00 WIB pada tanggal Rabu 11 September 2013. Kami berbaris dengan siap berpakaikan baju anggota dan Kacu Anggota . Dalam pendakian ini kami juga menjadi guide untuk teman pendaki Kelompok Pecinta Alam (KPA) GamaCita dari makasar yaitu Capung.


Pelepasan di depan sekretariat

        Setelah pelepasan kami langsung berangkat menuju terminal tempat naik bus ke gunung talamu (Kabupaten Pasaman) yang dekat dengan kampus UNP (Universitas Negri Padang). Bus mulai berangkat pada pukul 10.00 WIB. Lama di perjalanan kami pun terlelap, dan pada pukul 13.30 kami sampai di posko gunung lokasi registrasi.

                                     
posko registrasi gunung talamau



        Setelah registrasi kami melanjutkan perjalanan menuju pintu rimba. Kami mulai melewati kebun kebun milik penduduk, mulai dari kebun sawit, coklat, dan pisang. Tepat pada pukul 17.00 WIB kami sampai di pintu rimba dan langsung meletakan barang di sebuah gubuk kecil milik penduduk lokasi kami camp hari pertama.
Dari kanan ke kiri (Ajo, Capung, Bem)

Pemandangan di Kaki Gunung Talamu

Malam carito carito sambil ngopi dan sebatang rokok

         Paginya kami bangun lagi, mulai mempersiapkan sarapan pagi dan segelas kopi dan secangkir teh. Seusai sarapan dan packing, Pada pukul 08.30 WIB kami memulai perjalanan selanjutnya. Tiga puluh menit kemudian kami sampai di pos pertama yaitu Harimau Campo. Harimau Campo tidak memiliki sumber mata air untuk keperluan masak ataupun minum.


Pos Harimau Campo

         Rehat sedikit,kami teruskan menuju Pos selanjutnya yaitu Rindu Alam. Kami sampai di Rindu Alam pada pukul 13.30 WIB, Cuaca mulai hujan dan kami memutuskan istirahat sebentar untuk Ishoma. Rindu Alam adalah posko kedua setelah posko harimau campo dan posko rindu alam sendiri mempunyai kapasitas tenda sebanyak lebih kurang tujuh tenda isi empat, Lokasi tempat pengambilan air terletak di sebelah kanan. Setelah tiga puluh menit kami mulai bergegas dan melanjutkan perjalanan kembali.


Pos Rindu Alam

         Tepat pada pukul 17.30 WIB kami sampai di posko ke tiga yaitu Bumi Sarasah. Posko bumi sarasah mempunyai pondok yang mulai roboh dan memiliki kapasitas tenda isi empat lebih kurang sepuluh tenda. Lokasi pengambilan air ada di sebelah kiri dan harus menuruni Lembah untuk melaluinya. Dan Posko ini juga memiliki penjaga yaitu burung hitam seperti burung gagak sebanyak dua ekor. Kami Camp di posko Bumi Sarasah ini.
Posko Bumi Sarasah

Ajo dan Plang Posko nya

Penjaga Posko Bumi Sarasah

         Esoknya pada hari jumat 13 September 2013 kami bergegas menuju perjalanan selanjutnya. Pada pukul 08.30 kami memulai perjalanan. Cuaca cukup cerah sehingga membuat kami bersemangat unutk perjalanan ini. Pada pukul 13.00 WIB kami sampai di Posko Paninjauan. Di Paninjauan kami bisa menikmati sebagian kebupaten Pasaman. Posko ini juga memiliki sumber air yaitu di sebelah kiri,dan memiliki kapasitas tenda isi empat lebih kurang lima tenda. Daerah sekitar Paninjauan ini sudah merupakan kawasan hutan endemik. 


Posko Paninjauan

          Istirahat selama setengah Jam telah mengembalikan tenaga kami lagi dan perjalanan kami lanjutkan menuju puncak. kami mulai melewati Cadas gunung Talamau dan setelah beberapa lama kemudian kabut gunung pun mulai turun. Pada pukul 16.00 WIB kami sampai di Posko Padang Sirinjano (Rajawali). Karena kabut mulai menebal maka kami bergegas mendirikan camp dan menghangatkan badan. Segela kopi begitu nikmat saat itu. di Padang sirinjano ini kami sudah melewati telaga gunung talamu yang dibilang mistis itu. Kabar mistis ini berasal dari cerita para pendaki gunung talamau  yang katanya tidak pernah melihat jumlah telaga sebanyak tiga belas (Datanya). Selalu kurang dari tiga belas telaga jika dilihat dari puncak (Nyatanya).
          Kami camp di posko padang sirinjano ini dan. karena kabut gunung kami dipaksa berdiam diri didalam tenda. Malam yang hangat didalam tenda dan diselimuti kabut yang dingin di Cadas gunung Talamau.


Posko Padang Sirinjano (Rajawali)


         Paginya kami bangun pukul 06.00 WIB, nayatanya kabut gunung talamau masih belum hilang. kami tunggu sampai jam 07.00 WIB nyatanya masih belum hilang, gunung talamu masih diselimuti kabutnya. Akhirnya kami masak dan makan dulu, dan seusai makan dan terus menunggu, akhirnya pada pukul 09.30 WIB puncak talamu muncul dengan indahnya. Kami bergegas ke puncak. Perjalanan ke puncak sekitar 15 menit.

Puncak Talamau untuk paitua Mapala Teknik Unand

paitua Mapala Teknik Unand dan KPA GAMACITA Makasar

Ajo dengan Kacu Anggotanya Kubah Masjid Gunung Talamau

Bem dengan Pemandangan Kabupaten Pasamannya

Its me for my paitua

Salam Lestari....!!!

Senin, 13 April 2015

HIJAUNYA NYARAI LUBUK ALUNG


            Minggu ini kami coba mengisi petualangan ke nyarai yang berlokasi di Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman. Banyak yang membicarakan keindahan nyarai ini. Dan warna air yang eksotik dan menawan.
            Kami berangkat dari kampus Unand jam 09.00 WIB menggunakan sepeda motor. Dengan kecepatan rata rata 60 km/jam kami sampai di Nyarai Hijau Lubuk Alung jam 11.45. Kami registrasi dengan biaya 20.000/orang dan kami mendapatkan seorang poter jalan menuju lokasi. Sebagian cerita yang kami dapat, perjalalanan bisa memakan waktu 2 jam lebih (Jalan Kaki). Kami mulai berangkat pada pukul 12.00 WIB, dan pada pukul 13.00 WIB kami sampai di lokasi nyarai.Suasana cukup ramai, mulai dari remaja, anak-anak, dewasa menghabiskan weekend kesini. Kami langsung mencari lokasi nongkrong yang tepat. 


            Kami mendaptkan lokasi yang pas unutuk semua sudut pandang. Mulai dari spot unutk loncat yang menantang, datar sehingga tidak menyusahkan unutk memasak, dan pemandangan air nun hijau yang sangat strategis

.
            Kami mulai mandi dan berbaur dengan air nyarai nan hijau ini, segar terasa. Lompatan demi lompatan, dan selaman demi selaman kami lakukan. Satu jam kami bergelut dengan air, kami mulai merasakan lapar. Dan saatnya makan siang, tapi sebelumnya masak dulu dong,hehehe..


            Setelah makan, kami mandi lagi dan amndi lagi sampai kedinginan. 2 jam bergelut dengan air kami packing lagi dan menuju jalan pulang. Setengah jam perjalanan kami terpesona lagi dengan lokasi pemandian lainnya. Kami nikamti lagi hijaunya nyarai ini di titik yang berbeda.



            

            Seusai mandi kami langsung beranjak pulang dan melewati jemabatan lokasi PLTA Lubuk Alung. Sore yang indah di Lubuk Alung dan menikmati sungai lokasi arum jeram.
                 
                                          

Sabtu, 04 April 2015

Pendakian Gunung Ceremai (3078 mdpl)

Salam Lestari.....!!!
       Banyak Gunung berjejeran di Pulau Jawa, termasuk Jawa Barat, Salah satunya adalah Gunung Ceremai. Gunung Ceremai merupakan gunung tertinggi di Kawasan Jawa Barat, serta memiliki kawah dan Cadas yang cukup panjang dan juga merupakan salah satu tujuan gunung favorit bagi para pendaki. Maka saya dari Sumatra Barat mempunyai niat melakukan pendakian ke Gunung Ceremei ini.

       Saya melaukan pendakian bersama teman teman saya di Jakarta yaitu Riki dan Habib. Kami mulai berangkat dari Kali Deres (Lokasi saya Kost sementara) jam 20.00 WIB menuju Cikokol (Pulo Gadung) lokasi naik bus ke Kuningan, Jawa Barat. Sampai di Cikokol jam 02.00 WIB tanggal 17 Januari 2015 dalam artian pengambilan perlengkapan, beli logistik dan keperluan lainnya sekaligus. Sambil Ngopi dan ngobrol ngobrol menikmati pagi, tak lama terasa jam 04.00 WIB bus datang dan kami langsung naik bus dan get out.

       Pendakian ini kami melewati jalur Palutungan (jalur pendakian gunung ceremai Palutungan, LinggarJati, dan Apuy) Jam 10.00 WIB kami sampai di Cirendang dan langsung naik angkot menuju pos selama 40 menit. Setelah Proses registrasi kami langsung naik dan sampai di pintu rimba jam 11.00 WIB.
Saya dan Riki di Pintu Rimba

       Rehat sejenak di Pintu Rimba kami lanjutkan perjalanan ke puncak. Pada pukul 13.40 kami sampai di Posco Cigowong. Posco ini merupakan posco kedua setelah palutungan tempat registrasi tadi. 

Posco Cigowong

        Gunung Ceremai di Jalur Palutungan hanya memiliki 2 titik sumber air yaitu di Posco Cigowong dan Posco Goa Walet (Cadas). Jadi pendakian ini harus persiapkan air mineral sampai Cadas.

Istirahat sambil ngopi di Posco Cigowong

       Setelah rehat sejenak perjalanan dilanjutkan kembali, Pada Pukul 15.00 WIB kami sampai di Posco Kuta (1575 mdpl). Lokasi camp tenda sangat sedikit disini, lebih kurang 3 tenda.

Posco Kuta

       Tanpa  istirahat perjalan kami lanjutkan ke Posco Selanjutnya, Pada pukul 15.30 kami sampai di Posco Pangguyang Badak (1800 mdpl). Lokasi camp cukup luas, bisa menampung lebih kurang 20 tenda dome (4)

Posco Pangguyang Badak

Istiraht, Ngopi, dan, ngemil sejenak (Saya, Riki, dan Habib)

       Pada pukul 15.45 WIB perjalanan dilanjutkan ke Posco Arban. Kami sampai di Posco Arban 1 Jam 15 menit kemudian. Kabut mulai turun dan temperatur udara pun sudah mulai menurun.

Posco Arban (2050 mdpl)

       Hari mulai menggelap dan kami harus bergegas. Setelah istiraht sejenak untuk pemlihan tenaga, pada pukul 17.20 WIB kami lanjutkan perjalan ke Posco Tanjakan Asoy (2200 mdpl). Di Posco Tanjakan Asoy pukul 17.45 WIB, tanpa rehat kami lanjutkan perjalan  ke Posco selanjutnya. Tepat pada pukul 19.00 WIB kami istirahat dan makan selama 1/2 jam dan pada pukul 20.45 WIB kami baru sampai di Posco Pasanggrahan(2450 mdpl). Tanpa pikir panjang untuk istirahat perjalanan kami lanjutka lagi. Pada pukul 21.30 WIB kami sampai di Posco Sangyang Repoh. Berharap sebentar lagi sampai di Posco Goa walet perjalanan tetap dilanjutkan sampai pukul 21.45 WIB. Namun kondisi fisik sudah mulai lelah, dan kami memutuskan untuk camp di cadas setelah Posco Sangyang Repoh. 

       Tenda didirikan, makanan mulai disiapkan, minimun sudah bisa dinikmati. Semua anggota team bergerak dan inilah salah satu cara untuk menghindari hipotermia yaitu bergerak (tidak diam). Kami mulai menikamti malam di Cadas Gunung Ceremai.
hangat dan nikmat malam di Cadas Ceremai (Riki dan Habib)

camp di Cadas Gunung Ceremai

       Seuasai Packing dan sarapan pada pukul 06.25 WIB, 18 Januari 2015, kami melanjutkan perjalanan ke Posco Goa Walet. Pada pukul 07.10 WIB kmai sampai di persimpangan jalur apuy dan palutungan dan kami istirahat disana. Pemandangan yang sangat indah kami temukan disini. Hutan yang terbungkus awan, dan terlihat muncul puncak tertinggi di Jawa Tengah Gunung Slamet yang berjejeran dengan gunung Sumbing dan Sindoro.

Habib menikmati puncak Slamet di Persimpangan Jalur Palutungan dan Apuy

        Pada pukul 07.35 Kami sampai di Goa Walet. Istirahat sejenak dan mengisi persediaan air sambil menikmati panorama alam Ceremai.

Posco Goa walet (Sumber Air)

       Setelah Istirahat dan makan serta menikmati alam Ceremai, Pada pukul 09.15 kami melanjutkan perjalanan ke Puncak Ciremai. Dan pada 09.50 kami TOP di Gunung Ceremai. Fenomena baru di Kawah Ceremai kami temui. Kawah yang sebelumnya abu abu, saat kami di puncak berubah jadi warna biru. Ceremai sungguh mempesona.



Salam Lestari....!!!